17 Jul 2012

THE B0Y IN THE STRIPED PAJAMAS (2008)


The Boy In The Striped Pajamas adalah sebuah film dengan latar masa genosida holocaust yang dilakukan Nazi di Jerman. Berkisah tentang persahabatan terlarang Bruno-the Deutschland Uber Allez, seorang anak dari keluarga tentara Nazi yang mengepalai kamp konsentrasi, dengan seorang anak Yahudi bernama Shmuel yang menjadi tawanan di kamp konsentrasi. YA.. pada awalnya Bruno harus ikut pindah dengan keluarganya ke daerah terpencil, mengikuti ayahnya  yang dipindah tugaskan. 


Bruno mengenal Shmuel ketika iseng menjelajah belakang  rumahnya yang ternyata merupakan kamp konsentrasi. Padahal ibunya selalu melarangnya ke belakang rumah tapi karena di dorong rasa ingin tahu dan jiwa bolang nya Bruno nekat menuju ke belakang rumah yang disangkanya hanya pertanian.  Bruno tentunya senang  bertemu dengan Shmuel setelah berhari-hari merasa kesepian di lingkungan barunya yang terpencil. 

Akhirnya ia tiap hari mengunjungi Shmuel dan membawakan makanan. Tapi persahabatan mereka tentu saja ga seperti layaknya persahabatan diluar sana. Tiap bercengkrama dan bermain, mereka harus dipisahkan oleh sebuah pagar kawat. Bruno seringkali merasa aneh karena semua orang di tempat itu memakai piyama bergaris , termasuk seorang pelayan di rumahnya yang juga  memakai piyama.  Lambat laun persahabatan mereka pun makin dekat. dan naluri seorang sahabat pun lambat laun tergerak untuk melakukan sesuatu untuk sahabatnya, tanpa ia tahu dibalik perbuatannya ada resiko besar yang mungkin terjadi.

Yaa, film ini ku akui sangat menyesakkan dada, mengharukan, menyentuh, segala pujian dehh, keren banget. Sebuah film independen yang sangat-sangat bagus. Menceritakan persahabatan indah tanpa mengenal perbedaan. Kepolosan anak-anak umur 8 tahun dengan segala sudut pandangnya yang sangat sederhana. keingintahuan mereka, kesetiakawanan yang berakhir tragis dan menyentuhhh. Ah lagi-lagi harus memuji film besutan Mark Herman ini. Kadang dalam menonton film kita seringkali menemukan ending yang bikin  nyesek. Nah film ini  tipe-tipe film yang juga bikin nyesekk.  Kalo dulu pernah ada yang nonton The Mist,  film ini sedikit sama rasa nyeseknya. Tapi kalo The mist rasa nyeseknya lebih ke sakit hati jatohnya :D, sedangkan  film ini lebih ke perasaan sedihhh dan menyentuh.  


Kita harus mengacungkan jempol buat para cast tentunya. Akting pemainnya terutama Asa Butterfield (Bruno) dan  Vera varmiga (ibunya Bruno) sangat baguss. Intinya sih  kalo gw lebih melihat film ini dari sudut pandang kepolosan serta keluguan Bruno yang notabene ga tau apa-apa tentang pekerjaan ayahnya. betapa sudut pandang seorang anak 8 thn tuh masih sangat sangat innocent dan hanya ingin bersahabat. Pesan tersirat yang sekiranya bisa di tangkap tentunya adalah tentang kesetiakawanan dalam persahabatan tanpa mengenal perbedaan. Dan kesempurnaan film itu kalo menurutku ga selalu tergantung pada ending yang membahagiakan, kadang film itu sempurna dengan caranya sendiri  :)


YES OR NO (2010)

 


Kata org jawa, ''witing tresno jalaran soko kulino''  (cinta datang karena terbiasa). Begitulah yang dialami Pai (Aom Sucharat Manaying) dan Kim (Suppanad Jittaleela). Dua mahasiswa cewek  yang ''terpaksa'' harus tinggal sekamar di sebuah asrama khusus cewek di deket kampus mereka. Kenapa terpaksa? karena pertamanya Pai enggan tinggal sekamar dengan Kim, dan sempet berniat pindah kamar untuk kedua kalinya tapi ga di perbolehkan.

Pai pada akhirnya benar-benar sekamar dengan Kim. Awalnya emang Pai terkesan memberi jarak pada Kim karena ia kurang suka dengan ketomboy-an Kim. Ia bahkan terlihat jutek dan bahkan memberi batas wilayah dikamar mereka. Tapi lambat laun Pai malah justru dekat dan terkesan dengan perhatian-perhatian Kim. Mereka pada akhirnya saling tertarik, dan saling cinta, seperti pepatah tadi. Tapi  ini bukan cinta biasa.. karena mereka sama-sama cewek. Itulah yang jadi konflik di film ini.  ketidakberanian Pai mengakui hubungannya yang tak semestinya itu, ditambah lagi latar belakang Pai berasal dari keluarga yang sangat protektif . Juga ternyata ada pihak-pihak yang menaruh hati terhadap mereka  seperti Jane, temen asrama yang juga tertarik dengan Kim, lalu Van (Sorranat Yupanant) yang juga menunggu cinta Pai.

Pas film ini mulai tayang rasanya langsung betah karena sinematografinya cantik banget. Setting asrama dan kamar juga diperlihatkan sangat enak, sudut-sudut pengambilan gambarnya juga oke banget. Salah satu kekurangan di film ini menurutku adalah akting pemainnya terutama Kim yang agak sedikit kaku. Tapi chemistry mereka (Kim dan Pai) lumayan oke juga walaupun kadang aneh dan risih juga ngeliat sesama cewek mempunyai hubungan emosional.  Yang jelas para pemain ceweknya cantik-cantik banget, apalagi yang jadi Jane (Arisara Tongborisuth), menurut gw doi agak mirip sm Nindy deh hehe . Unsur komedi di film ini juga dapet, endingnya juga cukup mengejutkan. Lumayan lah untuk sekedar hiburan terlepas dari scene-scene yang kadang sedikit membosankan. Yes Or No berhasil mengangkat cerita tentang sisi-sisi lain atau sisi tak lazim dari sebuah hubungan.
 


7 Jul 2012

THE STEPFATHER (2009)


 

Premis film ini sebenernya bisa di bilang pasaran. Seorang misterius tiba-tiba hadir ditengah keluarga dan mengancam keberadaan mereka. Tapi entah kenapa tetep gak kapok dan ga bosan-bosannya ya menonton film-film kayak gini. The Stepfather merupakan remake dari film berjudul sama di tahun 1987. Menceritakan tentang perkenalan  Susan Harding  dengan  David Harris di sebuah supermarket. Susan yang seorang janda dengan  3 orang anak sepertinya langsung tertarik dengan sosok David yang simpatik dan mempesona. Tanpa mengetahui identitas dan latar belakang David lebih jauh Susan akhirnya bertunangan dengan David. 

Tidak seperti sang ibu yang sangat mempercayai sosok David, Michael Harding si sulung yang baru saja pulang dari sekolah militer justru curiga ada yang ga beres dengan ayah tirinya tersebut, karena kebaikan-kebaikannya yang dirasa terlalu lebay dan kadang sering ga konsisten dalam menceritakan masa lalunya. Lambat laun, kejadian-kejadian lain pun makin meyakinkan kecurigaan Michael, walaupun kekasihnya Kelly kadang tidak sependapat dengan kecurigaan-kecurigaannya tapi Michael justru makin ter-obsesi untuk melakukan penyelidikan.

Walaupun ide ceritanya gak lagi orisinil, tapi sebagai seorang yang sekedar ingin menikmati film, gw cukup terhibur dengan film besutan  Nelson McCormick ini. Alurnya yang terkesan rapi dan ga tergesa-gesa sangat enak untuk dinikmati. Beberapa kejadian emang sangat predictable dan kadang ada yang sedikit janggal jika di pikir-pikir lagi, tapi untungnya ketegangan-ketegangan yang disajikan bisa terjaga konsisten hingga akhir film. Untuk cast-nya emang ga begitu familiar dengan wajah-wajahnya, tapi akting mereka lumayan juga sih. apalagi mimik muka Michael dengan segala tatapan kecurigaannya. Kalo akting Dylan Walsh  (David Harris) sosoknya sih menurutku ga begitu mengerikan sebagai seorang villain, tapi doi berbakat juga saat melancarkan aksi tebar pesona-nya :D

Inti film ini sebenernya hanya bertujuan untuk memberikan gambaran sosok David Harris dan kelihaiannya dalam menipu janda-janda muda, dan tentu aja dibalik itu semua menyiratkan sebuah pesan, agar jangan mudah percaya dengan seorang yang terlihat kebapakan dan simpatik, jangan cepat jatuh cinta dan dibutakan oleh kesan pertama. Kadang perlu mengetahui seluk beluk seseorang sebelum memutuskan untuk berhubungan.

 
 

6 Jul 2012

THE CLINIC (2010)


 

Cameron (Andy Withfield) dan tunangannya yang sedang hamil besar, Beth (Tabrett Bethell) hari itu sedang dalam perjalanan untuk merayakan natal dengan keluarga Beth. Ditengah perjalanan, tiba-tiba mobil mereka lepas kendali saat berpapasan dengan kendaraan lain semacam truk. Pada akhirnya mereka pun menepi setelah mobil mereka hampir tertabrak dan oleng. Lalu keduanya memutuskan untuk menginap karena kebetulan bahan bakar mereka juga hampir habis. Dan akhirnya  menginaplah mereka di sebuah motel lumayan mewah di kota Montgomery tersebut. Pada setting-setting pertama film ini sangat mengingatkanku dengan film Vacancy, karena sama-sama bersetting ditempat terpencil, sama-sama dalam perjalanan dan sama-sama harus menginap di motel karena suatu hal. 

Cameron Dan Beth yang tadi menginap mulai mengalami kejadian misterius di motel tersebut. Beth tiba-tiba hilang saat Cameron keluar dari motel untuk mencari makan. Cameron pun mencoba mencari tahu keberadaan tunangannya tersebut ketika tiba-tiba setting pun berganti. Diperlihatkan Beth berada di sebuah bath tup yang berisi balok-balok es dalam keadaan telanjang. Di perutnya terdapat bekas jahitan dan perutnya pun sudah mengempis. Yups, bayinya diculik, Tapi ternyata  bukan hanya Beth yang kehilangan bayinya. Di gedung klinik itu  ia juga bertemu dengan 3 orang yang bernasib sama yaitu Veronica, Ivy dan Allison. Dari situ para ibu muda tersebut mulai mencari tahu, saling bantu membantu dan menguak misteri hilangnya bayi mereka, dan juga disitulah mereka akan menghadapi teror dari sang psikopat.

Film besutan James Rabbits ini adalah thriller yang lumayan menarik. Disamping ceritanya  based on a true story, film ini juga berhasil menghadirkan ketegangan sekaligus keharuan. Apalagi ngeliat ibu-ibu muda tersebut,tiba-tiba mendapati kenyataan sang jabang bayi harus hilang dan diambil paksa dari perutnya, juga melihat solidaritas mereka satu sama lain sebagai sesama ibu sungguh sangat mengharukan. Walaupun kadang sedikit miris juga karena film ini sedikit bernuansa gore yang lumayan mengganggu mata hingga kadang harus ngintip dari balik bantal hehe. 

Akting para pemainnya pun juga meyakinkan. Sebut saja Tabrett Bethell, sebagai aktris yang lumayan asing bagiku, aktingnya sangat-sangat bisa diperhitungkan lah, dan Akting tunangannya yaitu si Andy Withfield juga lumayan memberi warna walaupun kehadirannya hanya seiprit sebagai pelengkap cerita karena pada akhirnya emang sepanjang film lebih menyorot dan berfokus pada apa yang dialami Beth dkk di gudang klinik tersebut. 

The Clinic tak hanya menyuguhkan adegan-adegan penuh ketegangan dan juga adegan gore yang lumayan bikin ngilu, tapi pesan moral juga tersampaikan dengan baik. Overall film ini cukup bisa dinikmati baik itu ketegangan, maupun twist-twist yang dihadirkan. Sebuah film thriller yang cukup memuaskan, lumayan menggugah naluri keibuan gw haha. Recomended buat kamu yang pengen nonton film thriller psikologis yang mengharukan tapi juga menegangkan plus sarat pesan moral