13 Feb 2014

KAHAANI कहानी (2012)



Kahaani adalah drama thriller buatan bollywood yang rilis di tahun 2012 lalu. Dalam film garapan Sujoy Gosh ini bisa dibilang nuansanya sangat berbeda dengan film-film india kebanyakan, karena sepanjang film akan sangat kental dengan misteri dan ketegangan. Menarik sekali karena selama ini film india seakan ga bisa dipisahkan dari image tari-tarian, drama keluarga, percintaan dan segala hal menye-menye lainnya. Namun kali ini justru thriller dan misteri yang diusung lebih mendominasi. Sangat menarik bagiku karena tak banyak film india yang membekas di hati dari segi tema dan ceritanya

Kahaani bercerita tentang seorang wanita bernama Vidya Bagchi (Vidya Balan), seorang wanita yang sedang hamil tua. Ia sengaja datang sendirian dari London ke Kalkuta india untuk mencari Arnab Bagchi (Indraneil Sengupta), suaminya yang konon hilang saat bekerja disana. Namun usaha pencariannya sepertinya menemui kejanggalan saat semua orang tak ada yang mengenali sang suami dan menyatakan tak pernah ada seorang yang bernama Arnab, bahkan ditempat sang suami bekerja yaitu National Data Centre (NDC). Dalam pencariannya Vidya dibantu seorang polisi muda bernama Rana (Parambrata Chatterjee). Mereka melakukan pencarian-pencarian diseluruh pelosok kota yang kala itu sedang menyiapkan festifal Durga Puja

Ibarat makanan Kahaani adalah sebuah sajian fresh yang dikemas dengan sempurna. Cita rasanya pun sangat komplit, ada nuansa kejar-kejaran khas film thriller, ada nuansa detektifnya, ada juga sempilan dramanya walaupun tidak mendominasi. Scoring nya pun menambah nuansa misteri yang sudah ada jadi lebih terasa. Segala teka tekinya mampu mengutak atik otak, bahkan menjungkirbalikkan apa yang sudah diperkirakan dari awal, karena film ini mempunyai twist yang sangat mengejutkan.

Akting Vidya Balan adalah yang paling utama disini. Ia adalah sosok wanita yang paling disorot dari awal. Sosok wanita biasa yang terlihat lemah dan rapuh, apalagi dalam kondisi kehamilan 7 bulannya, harus mencari sang suami sendirian. Ia jelas mampu menarik simpati banyak orang. Karakter Vidya Bagchi disini ia tampilkan sangat total. Rasanya seumur-umur ga pernah ngidolain bintang bollywood tapi ngeliat akting Vidya Balan, rasanya mulai mengidolakannya deh haha, selain cantik, aktingnya juga sangat  ciamikkk !

Bagi kamu penggemar film bollywood, rasanya wajib menonton film ini, karena ini jelas sangat berbeda dari film india kebanyakan. Alurnya lumayan cepat dan ga ngebosenin, ceritanya seperti film-film detektif barat tapi tetep gak meninggalkan berbagai macam budaya india seperti festifal puja durga, juga tak lupa potret kehidupan masyarakat disana juga digambarkan dengan sangat bersahaja dan natural. 

Dan karakter Vidya Bagchi mungkin memang tepat jika konon dijadikan simbol perwujudan dewi durga. Ia menyimpan aura feminim yang kental. Namun begitu, sebenarnya seorang wanita juga tak pantas dianggap lemah karena dalam diri wanita sejatinya ada suatu kekuatan. Itulah sepertinya pesan utama yang ingin disampaikan Kahaani lewat tokoh utamanya tsb.

Overall Kahaani adalah sajian yang berbeda dan sangat menarik. Menegangkan, penuh teka teki dan sarat kejutan. Tanpa berbagai macam tarian, tanpa adegan tangis-tangisan yang mendominasi, tanpa adegan nyanyi-nyanyian sambil main petak umpet :p. Tanpa itu semua Kahaani nyatanya tetap mampu tampil hebat. Membuktikan bahwa sebenarnya sineas bollywood mampu membuat sebuah thriller yang gak kalah dengan perfilman barat. Film terbaik india yang pernah kutonton. Highly recomended !!



5 Feb 2014

AFTERSHOCK / TANGSHAN DADIZHEN (2010)


 

Aftershock adalah sebuah disaster movie Cina berdasarkan kisah nyata. Film ini juga diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karangan Zang Ling. Menceritakan tentang tragedi gempa bumi yang pernah terjadi di China. Yaitu tragedi gempa bumi Tangshan pada 28 Juli 1976. Dan pada akhirnya cerita di film ini juga menghubungkan dengan peristiwa gempa bumi Sichuan di tahun 2008 silam. Film ini dibuat untuk memperingati gempa di Tangshan yang menewaskan sekitar 240 ribu korban jiwa, dan juga untuk memperingati kebangkitan kembali kota tsb.

Gempa Tangshan menjadi latar belakang utama film yang dibesut oleh Feng Xiaogang ini. Dimana pada suatu malam satu keluarga lengkap yakni pasangan suami istri Yuan Ni dan Fang Daqiang dengan dua orang anak kembarnya ( Fang Deng dan Fang Da) harus mengalami peristiwa memilukan yaitu gempa bumi maha dahsyat yang menyerang kota Tangshan. Daqiang dan istrinya yang sedang berada diluar apartemen terkejut ketika gempa berkekuatan 7,8 SR tersebut menguncang. Karena peristiwa tersebut suami Yuan Ni meninggal dunia. Ia berkorban nyawa untuk sang istri yang berniat menyelamatkan dua anaknya yang kala itu terjebak di apartemen. Daqiang pun harus meninggal karena terkena reruntuhan. Hati Yuan Ni sangat terguncang melihat kenyataan sang suami harus meninggalkannya, seperti guncangan dahsyat yang seakan tak henti memporakporandakan semua bangunan.

Hati Yuan Ni makin sakit ketika melihat kenyataan dua anaknya di temukan dengan kondisi tertimpa beton. Parahnya lagi ia harus menghadapi pilihan sulit. Jika tim mengangkat salah satu sisi dari beton itu, maka salah satu anaknya akan selamat namun akan membunuh salah satu dari mereka. Para penyelamat meminta Yuan untuk memilih mana diantara anaknya yang ingin diselamatkan. Awalnya Yuan Ni menolak untuk memilih, tapi karena tim penyelamat terus mendesak agar memilih, maka Yuan Ni pun dengan berat hati akhirnya memilih salah 1 dari mereka untuk diselamatkan. Tak disangka salah satu anak yang di korbankannya yang diduga telah meninggal ternyata tanpa sepengetahuannya masih hidup dan diadopsi oleh seorang tentara penyelamat

Si anak tersebut pun akhirnya menjalani hari-hari hingga ia dewasa dengan keluarga barunya, sementara Yuan Ni bersama satu anaknya melanjutkan hidupnya. Begitulah pada akhirnya hari demi hari, masa demi masa pun berganti. Film ini berjalan dengan durasi sangat panjang karena menceritakan kehidupan beberapa generasi. Tapi gak terasa membosankan sih. Justru kalo menurutku detailnya film ini dalam memaparkan tiap jenjang kehidupan si anak dari kecil hingga dewasa itu yang menarik dan asik dinikmati.

Jadi peristiwa bencana  hanya menjadi pondasi cerita saja, selebihnya hanyalah diperlihatkan bagaimana Yuan Ni dan kedua anaknya melanjutkan hidup dengan keluarga masing-masing setelah peristiwa memilukan tersebut. Bagaimana Yuan Ni tetap bisa bertahan selama 32 tahun, menyimpan kepedihan dan rasa kehilangan yang mendalam. Bagaimana si anak yang dikorbankan menyimpan rasa trauma, rasa kecewa karena mengingat bahwa ia tak pernah dipilih oleh sang ibu saat itu. Sampai akhirnya semua emosi seperti meledak di akhir film. Berbagai macam perasaan, rasa bersalah, luka, kenangan seperti membuncah di akhir film ini yang membuat air mata ini selalu menggenang dan akhirnya berderaian.

Film ini memang berhasil dalam memaparkan semua melodramanya yang membuatku larut dalam keharuan. Tapi entah kenapa kok agak kurang greget ya dibagian menuju klimaks nya. Rasanya kurang dramatis, terutama saat dilokasi gempa Sichuan, harusnya bisa lebih emosional lagi dan gak terburu-buru. Yang kurasakan ada beberapa scene yang terlalu cepat berganti dan dipersingkat dibagian tertentu, jadi mengurangi efek dramatis itu sendiri. Tapi mungkin memang untuk mempersingkat cerita, mengingat film ini mencakup beberapa generasi. Tapi tetap saja, kalau menurutku bagian menuju klimaks itu ga boleh terburu-buru karena termasuk pokok /yang dinanti-nantikan

Tapi secara keseluruhan sih keren. Suka sekali dengan penggambaran gempa di Tangshan pada awal film. Terlihat nyata dan dramatis sekali. Suasana lusuh dan dark-nya juga terasa. Pergantian nuansa masa lalu dari tahun ke tahun sampai akhirnya ke masa kini juga ditampilkan dengan natural. Akting para pemainnya pun total. Suka sekali dengan akting ayah angkat Deng (Daoming Chen). Kualitas akting Fang Deng dewasa (Jingchu Zang) juga cukup apik dan berkesan. Begitupun akting sang ibu, Yuan Ni  (Fan Xu) ia terlihat menjiwai. Raut muka keibuannya seperti benar-benar menyimpan luka, kadang terlihat rapuh, ada kelembutan namun disisi lain juga menyimpan kekuatan dan ketegaran.   

Salah satu drama mandarin yang sangat mengesankan. Penuh nilai-nilai kehidupan dan sangat menyentuh. Mengajarkan banyak sekali hal, Tentang arti pengorbanan, tentang kasih ibu yang tak lekang oleh waktu, tentang pentingnya saling tolong menolong. Hmmm keren banget lah..


2 Feb 2014

ALL IS LOST (2013)




Wah, lama sekali rasanya tidak menulis diblog ini. Entah kenapa tiba-tiba kehilangan mood menulis beberapa bulan ini, baru sekarang semangat pingin nulis review lagi. Kali ini All is Lost, sebuah film di akhir tahun 2013 yang akan ku ulas. Di blog ini memang tidak selalu film-film ter-gress yang akan diulas, karena gak selalu rajin nonton film teranyar hehe, hanya sekedar tempat menuangkan uneg-uneg aja tentang film.. Oke cekibrot !

Jadi All is Lost ini sejenis film survival seperti yang pernah ada sebelumnya (Cast Away, Life of Pi, Gravity) Tapi Lebih mirip Life of Pi sih kalo menurutku. Hanya saja All Is Lost terasa lebih simpel karena hanya menggunakan 1 pemain hampir sepanjang film. Tanpa berbagai hewan buas, murni hanya melawan alam saja. Ya, perjuangan melawan alam, sendirian ! itulah yang dialami seorang pria tua yang diperankan oleh Robert Redford. Memulai kenyataan pahit saat berlayar dengan kapal layar pribadinya dan harus terombang ambing disamudera hindia selama 8 hari. 

Jadi ceritanya saat pria tersebut berlayar sendirian, tiba-tiba saja kapal layarnya terbentur sebuah kontainer sehingga mengalami kebocoran dan rusak. Tak hanya kenyataan pahit bahwa kapal layarnya mengalami kebocoran dan terendam air. Saat berusaha memperbaiki kapal pribadinya, badai tiba-tiba saja datang dan begitulah yang akan dihadapi Redford selama 8 hari. Terombang ambing disamudra hindia sendirian, hanya bertemankan kesunyian dan badai yang kadangkala memecah sepi, mengombang-ambingkan nyalinya, menghabisi apa yang dimilikinya, kecuali rasa pantang menyerah dan tekat untuk tetap bangkit dan bertahan

Film survival selalu mengajarkan untuk mengerti arti perjuangan, mengajarkan bagaimana rasanya saat dihimpit kesulitan hingga seperti tak ada harapan lagi. Mengajarkan kita untuk tetap bersabar dan berusaha bangkit. All is Lost adalah film yang cukup bisa diresapi maknanya walaupun tak ada dialog hampir sepanjang fim. Tidak hanya tanpa dialog, All is Lost juga tak mempunyai latar belakang cerita yang jelas, benar-benar langsung mengenalkan kita akan sosok pria tanpa identitas. Tapi anehnya saya bisa tetap peduli dengan nya. Dengan nasib sang pria yang tak lagi muda tersebut

Ya, akting Robert Redford emang patut dipuji. Suatu beban tentunya menjadi satu-satunya pemain dalam sebuah film. Semua akan tergantung pada sang tokoh tersebut. Apalagi film-film model tanpa dialog gini, pasti butuh aktor yang benar-benar bisa memegang kendali dan memainkan ekspresi. Dan Redford kurasa berhasil. Ia bisa membuat kita ikut merasakan berbagai macam emosinya. Seperti halnya seorang Ryan Reynolds dalam Buried yang hanya bermain sendirian. Redford pun mampu menghipnotis kita untuk tetap peduli padanya walaupun ia hanya mengucapkan beberapa kata sepanjang film. Aktingnya terlihat matang dalam menggambarkan kondisi psikologisnya. Dari semangatnya, kegigihannya hingga keputus asaannya semua tergambar dengan baik

Overall ini adalah sebuah film survival yang lumayan menegangkan, bisa dibilang melebihi ekspektasiku lah.Yang jelas tetap bisa dinikmati walaupun minim dialog. Emosi dan penjiwaan aktor utamanya mampu tetap merebut hati. Nuansa kelam dan dramatis mampu tergambar dengan baik. Suka sekali dengan  pengambilan gambarnya, di beberapa adegan terlihat indah dan artistik. Pesan-pesannya cukup tersampaikan walaupun tanpa dialog. Bukan sebuah film survival yang sempurna memang, tapi untuk ukuran film minim dialog, All is Lost mampu tampil tanpa membuat saya mengantuk  :)