Setelah Gone Baby Gone dan The Town yang ternyata tidak dilirik Oscar, Ben Affleck kembali menggarap film ketiganya yang berjudul Argo. Filmnya kali ini diangkat dari kisah nyata Canadian Caper saat Tony Mendez, seorang agen CIA memimpin penyelamatan enam diplomat di Teheran, Iran selama terjadinya krisis sandera Iran pada 1979 silam. Bermula dari kemarahan rakyat Iran karena Amerika bersedia melindungi Mohammad Reza Pahlavi, Shah yang baru saja digulingkan. Hal itu berdampak dengan penyerangan yang dilakukan militan ke kantor kedutaan besar Amerika Serikat di Teheran pada tanggal November 1979. Beberapa staf kedutaan disandera tapi ternyata diantara mereka ada 6 orang yang lolos dan bersembunyi di kediaman duta besar kanada.
Departemen Luar Negeri AS pun mulai memikirkan beberapa kemungkinan pilihan untuk menyelamatkan 6 sandera tersebut dan mengeluarkan mereka dari Iran. Tony Mendez (Ben Affleck), seorang spesialis CIA dikirim untuk membantu mereka. Mendez awalnya sempat bingung memikirkan cara apa yang akan digunakan untuk penyelamatan tersebut. Ada beberapa opsi yang dipertimbangkan. Beberapa diantaranya mereka akan mengirim keenam diplomat untuk bersepeda melewati rute pegunungan ke Perbatasan Turki. Opsi lain mereka berencana menyamarkan ke 6 orang sandera sebagai guru yang melamar pekerjaan di sekolah Internasional di Teheran.
Tapi kemudian Mendez mendapatkan ide lain setelah menonton Battle for the Planet of the Apes di TV. Ia merasa rencananya kali ini jauh lebih aman daripada kedua opsi lainnya. Ia berencana untuk membuat sebuah film palsu. Yups, ia berencana membuat film palsu dan berpura-pura akan melakukan survey lokasi film di Iran. Tentu saja dengan melibatkan ke 6 sandera yang akan dibebaskan tersebut. Ke 6 sandera akan disamarkan menjadi kru film yang akan melakukan survey. Mendez kemudian mulai bekerjasama dengan orang perfilman. Ia mengontak John Chambers (John Goodman)dan juga produser senior bernama Lester Siegel (Alan Arkin). Dan akhirnya proyek film sci-fi palsu berjudul Argo itupun mulai dilaksanakan...
Film ini sempat membuatku bosan di menit-menit awal, ketika sejarah politik mulai dipaparkan. Ya, dari dulu memang kurang suka sebenarnya dengan film yang berlatar sejarah. Tapi karena plot yang bisa dibilang unik, tetap saja diriku duduk manis sambil menanti-nanti momen-momen ketegangan yang diharapkan. Dan ternyata Affleck memang tahu betul apa yang dimau penontonnya. Dia gak mau menenggelamkan penonton dalam kubangan cerita yang berat dan membosankan. Jadi akhirnya dimulailah sesuatu yang menarik itu. Ketika Tony Mendez mulai didaulat untuk menjadi pahlawan yang akan membebaskan 6 sandera. Momen-momen lucu pun kadang mewarnai percakapan Mendez ketika ia berembug dengan para orang perfilman yang kadang memancing tawa.
Suasana film yang bersetting 1979 itu juga sangat memanjakan mata. Sangat klasik dan benar-benar seperti menonton film jadul dengan segala pernak-pernik dan barang-barang yang belum modern seperti sekarang. Selain berhasil menghadirkan suasana vintage, Ben Affleck juga sangat cerdas dalam menempatkan momen-momen ketegangan, dengan iringan backsound-nya yang makin menambah dag-dig-dug jantung. Ya, Affleck memang lihai dalam menjaga intensitas ketegangan hingga sampai puncak ia memberikan kepuasan terhadap penonton.
Tanpa disangka dan diluar ekspektasi, Ben Affleck mampu mewujudkan Argo menjadi sebuah sajian yang berbobot. Sebuah sajian thriller yang ekspresif dalam memaparkan semua ketegangannya. Performa Affleck sendiri memang kurang ekspresif sebagai seorang Tony Mendez tapi sebenarnya ada pesona tersendiri yang terpancar dari perannya tersebut lol. Ia terlihat tenang dan percaya diri dibandingkan dengan 6 staf yang terlibat. Ketika ke 6 staf tersebut mulai ragu dalam misi film palsunya, Afleck pun mampu memberikan support dan melatih ke 6 staf tersebut untuk tetap tenang dan menguasai 'materi' dari produksi film palsu tersebut.
Akting yang maksimal juga dipertunjukkan oleh ke 6 staf, kegugupan dan ketidakluwesan mereka dalam menyamar sebagai kru film nampak jelas. Ketakutan dan rasa was-was mereka juga tergambar dengan cukup baik. Puncak ketegangan jelas ada di bagian akhir film ketika penonton dibuat cemas dan geregetan, dibagian itu cukup cepat dan tidak bertele-tele. Sebenarnya Argo bukan film yang terlalu rumit, hanya kemasan dan latar belakang politik-nya saja memang cukup membuat film ini terkesan berat. Padahal dalam eksekusinya Argo lebih fokus dalam thriller dan dari misi penyelamatan itu sendiri. bukan tentang sejarah antara Amerika dan Iran. Jadi,gak ada alasan untuk melewatkan film ini. Happy watching :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar