Dalam dunia kuliner, setiap orang pasti mempunyai ide untuk bereksperimen dan mengeksplorasi berbagai rasa. Apalagi jika kita adalah seorang chef sebuah restoran ternama pastilah ada keinginan untuk memanjakan lidah para pengunjungnya dengan citarasa yang baru. Seperti juga seorang Carl Casper (Jon Favreau), ia adalah seorang koki sebuah restoran terkenal yang bisa dibilang kreatif dan idealis, suka menciptakan kreasi masakan yang baru. Begitu pula ketika ia harus menjamu seorang kritikus makanan, ia pun telah bersiap untuk menghidangkan segala yang beda dan lezat pastinya
Namun semua ide kreatifnya tak bisa terwujud lantaran sang bos yakni Riva (Dustin Hoffman) menyuruhnya untuk membuat menu classic. Pada akhirnya ia direview begitu buruk bahkan ulasan tentang masakannya tersebut merambah luas ke dunia maya. Carl kebakaran jenggot dan sempat mendamprat sang kritikus, dan sial tanpa disadari peristiwa itu justru makin membuat reputasinya kian memburuk karena video caci makinya terhadap sang kritikus juga mulai tersebar didunia maya. Lengkap sudah kesialan yang Carl dapatkan. Dalam keadaan yang serba terpuruk tersebut, ia pun mulai mencoba bangkit dengan memulai sebuah usaha unik yakni berjualan makanan menggunakan food truck, dibantu dengan sang anak dan rekannya ia pun memulai bisnis barunya tsb
Dari film ini bisa dilihat bahwa ternyata bekerja disebuah restoran tersohor dan menjadi seorang chef ternama sekalipun bukanlah sebuah jaminan kebahagiaan. Kreatifitas yang dimiliki Carl terkungkung. Ia tak pernah memiliki kebebasan berekspresi lewat masakannya, bahkan waktu bersama sang anak pun seolah menjadi tersita. Tak disangka lewat bisnis food trucknya ternyata justru membuat hidup Carl lebih enjoy, lebih memiliki kebebasan dalam menjalani hobby sekaligus pekerjaannya tanpa merasa ditekan, tanpa merasa diatur dan itu justru yang mampu menghantarkannya pada sebuah kebangkitan dan kebahagiaan yang sesungguhnya. Seperti dikehidupan nyata aja deh, kadang orang lebih memilih untuk membuka bisnis kecil-kecilan, tapi memang sesuai dengan apa yang diinginkan daripada mempunyai profesi yang kelihatannya menjanjikan dan keren, tapi harus bekerja dibawah kuasa seseorang yang mempunyai misi dan visi yang kadang gak sejalan
Tak hanya mengiming-imingi kita dengan berbagai sajiannya yang membuat kita ngiler, berikut pengambilan gambar makanan yang terlihat menggiurkan, Chef juga dibungkus dengan drama, hubungan Carl dan anaknya Percy yang mulai renggang sejak sang ayah terlalu sibuk dengan pekerjaaannya didapur. Dramanya gak terlihat mendominasi, ia terasa membaur dengan hangat dibalik semangat pekerja keras seorang Carl Casper yang juga terasa sekali dalam film ini. Sempilan komedi dari dialog-dialognya pun juga cukup menggelitik.
Ditambah pula dengan penggunaan social media yang cukup mendominasi sepanjang film ini menjadikan Chef makin terasa masa kini banget. Bahkan seperti potret kehidupan jaman sekarang, dimana digambarkan seorang anak seumuran Percy justru lebih melek internet daripada orang dewasa seperti Carl. Namun disini ditunjukkan bahwa Percy memanfaatkan itu dalam sisi positif. Ya, ke-eksisannya dalam menggunakan socmed justru menjadi senjata ampuh dalam kegiatan pemasaran bisnis food truck sang ayah.
Semua elemen dalam film ini berhasil diracik Favreau menjadi sebuah tontonan lezat, selezat sandwich cubano yang ia olah. Hubungan ayah-anak juga dengan mantan istri pun ditampilkan dengan mengalir dan realististis. Film ini dengan santai mengajak kita berpetualang bersama food truck sekaligus menikmati kerenyahan komedi, juga menikmati kehangatan drama yang membalutinya. Sempet terlintas dipikiranku, enak juga kali ya jualan street food pake truck kaya di film ini, ga melulu cuma disatu tempat aja, jadi kita yang menghampiri tempat-tempat ramai dan gak akan membosankan pastinya haha, bisa sambil liburan dan jalan-jalan juga. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar