21 Sep 2014
GRAND PIANO (2013)
Di review oleh
Ratih Angga Dewi
label:
lumayan,
psychological,
thriller
Tom Selznick kali ini akan bermain dalam konser besar dalam rangka mengenang kematian sang pianis legendaris yang juga merupakan gurunya. Setelah kegagalannya 5 tahun yang lalu dalam memainkan La Cinquette musik yang sangat susah dimainkan dan membutuhkan kemampuan luar biasa. Kini ia kembali dan berkesempatan memperbaiki citra dirinya yang saat itu sempat terjatuh gara-gara kegagalan dalam konsernya tsb. Tom tentu saja sangat nervous, gugup karena tak mau kejadian 5 tahun yang lalu terulang kembali. Apalagi ini adalah pertama kalinya ia bermain dengan grand piano yang kini diwariskan kepadanya tsb
Membayangkan menonton Elijah Wood yang demam panggung memainkan jari-jari lentiknya diatas sebuah piano besar diatas panggung megah dengan sentuhan dekorasi yang sangat berkelas. Terlihat sangat meyakinkan dan elegan memang pada awalnya. Ditambah lagi adanya teror dari seseorang yang terus mengarahkan sniper ditubuh sang pianist, mengingatkanku dengan Phone Booth tentu saja, tapi ini dalam versi yang beda dari sensasi claustrophobic dalam telepon umum. Tom memang tertekan, terintimidasi oleh sang peneror tapi lebih kepada nyalinya yang makin lama makin menciut walaupun dia berada dalam ruangan yang luas dengan penonton yang begitu banyaknya.
Permainan menegangkan pun dimulai ketika jari lentik Tom Selznick (Elijah Wood) mulai menari-nari menekan tuts demi tuts piano peninggalan gurunya tersebut. Ketika ia menyadari bahwa ada seseorang yang mengancam keberadaannya dan sang istri Emma. Sang peneror mengancam didalam lembaran partiturnya bahwa ia akan membunuhnya juga sang istri jika Tom melakukan kesalahan walau hanya satu nada saja dalam permainannya. Tak cukup disitu, sang peneror juga menyuruh Tom memainkan La Cinquette yang dulu pernah membuat ia malu setengah mati karena pernah gagal memainkannya. Tom yang menyimpan sebuah trauma karena kegagalannya dalam konser 5 tahun yang lalu pun makin demam panggung dan makin gelisah tak karuan. Namun ia tetap berusaha fokus dan tetap memainkan jarinya dengan sangat cepat, secepat degup jantungnya yang makin berkejaran
Setting film ini memang sangat megah, performa Tom pun sekilas sangat meyakinkan dengan dandanan klimisnya, baju rapih dan kerutan wajahnya yang mengisyaratkan kegugupan. Ancaman si peneror pun pada awalnya sempat membuatku merasakan ketegangan seiring dengan keresahan Tom yang mulai mengucurkan keringat dingin didahinya. Didukung dengan permainan piano yang mendayu penuh misteri mengiringi ketegangan, semua berjalan dengan tempo yang lumayan cepat tapi entah kenapa film ini terasa monoton hingga dipertengahan film.
Entah kenapa ketegangan itu terasa makin biasa seiring dengan permainan piano dan ekspresi wajah Elijah Wood yang semakin membosankan duduk dibalik grand piano tsb. Grand piano dan semua elemen diruangan megah tersebut pada akhirnya seperti hanya membungkus semua ketegangan yang klise. Ini tak beda jauh dengan film-film thriller diluaran sana yang kemasannya mungkin lebih sederhana. Tapi Grand Piano dikemas dengan bungkus yang elegan, hanya itu bedanya. Bahkan sang peneror pun ternyata tak membuatku menjadi terkesan (biasanya kalo ada villain yang keren malah terkesan sama vilainnya), Nah di film ini sosok John Cusack ga bisa memberikan itu semua, gak semengerikan yang dibayangkan, begitupun motiv yang mendasari ancamannya
Film ini diproduseri oleh Rodrigo Cortez tapi gak berhasil membuatku terpaku dan terpesona seperti ketika menonton Buried yang lebih sederhana dan jauh dari unsur-unsur kemegahan namun jenius itu. Ini terlalu bagus diawal namun membosankan pada akhirnya. Endingnya memang menjawab semua misterinya, apa motiv dari si peneror dll tapi thriller satu ini kurang bisa membekaskan kesan yang mendalam. Memang gak buruk sih, masih ada kelebihan dari segi setting nya yang megah dan sinematografinya, tapi gak ada sesuatu yang istimewa yang membuatku akan terus mengingat adegan tertentu di film ini. Seharusnya dengan tampilan dan setting yang begitu megah dan epic, Grand Piano bisa memberikan lebih dari ini, terutama dalam penyelesaiannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Aku baru nonton..gak ngerti..endingnya apa..dia nemuin apa itu. Pas nyoba mainin..di piano rusaknya...hhee..
Posting Komentar