6 Mei 2015

LOCKE (2013)


Sudah terlalu sering saya bilang bahwa saya menyukai film-film sejenis ini. Ya, film ruang sempit yang hanya mengandalkan 1 pemain sepanjang film. Kalaupun ada karakter lain biasanya hanya akan berwujud suara sepanjang film. Dan sejauh ini film ruang sempit yang paling keren yang pernah saya tonton masih tetap Buried, thriller berbudget minim garapan Rodrigo Cortez itu belum ada yang menandingi keekstriman dan kegeniusannya hingga detik ini.

Dan kenapa saya suka dengan film-film jenis ini, jawabannya adalah karena saya selalu penasaran apa yang bisa dilakukan 1 aktor untuk tetap bisa membius penontonnya sepanjang scene yang monoton itu. Dan itu juga yang membuatku tertarik untuk menonton drama ruang sempit yang mengandalkan Tom Hardy sebagai aktor yang melakoni one man show kali ini.

Locke bercerita tentang kegalauan Ivan Locke yang harus menghadapi situasi sulit dan penuh tekanan sepanjang film. Malam itu ia meninggalkan pekerjaan konstruksinya, kemudian membelah kota Birmingham dengan mobil BMW X5 nya menuju kota London. Tak seperti pengendara pada umumnya yang bisa santai mengemudi dan fokus, pikiran Ivan justru bercabang kemana-mana. Bagaimana tidak, sembari mengemudi dengan kecepatan tinggi, konsentrasinya harus terbagi untuk menjawab beberapa panggilan telepon yang seolah tanpa henti. Yap, ia berada disituasi penuh tekanan malam itu.

Sangat kompleks masalah yang dihadapi Locke. Mulai dari masalah pekerjaan yang tiba-tiba ia tinggalkan sehingga Ia pun harus meyakinkan bossnya Gareth (Ben Daniels) melalui telepon, ia juga harus melimpahkan tanggung jawabnya kepada karyawannya yakni Donal (Andrew Scott). Lalu di antara dering telepon yang bertubi-tubi itu kadang ada juga suara anak-anaknya yang menanti kepulangannya, lalu ia pun malam itu juga harus mengungkapkan kenyataan pahit kepada istrinya, dan itu berarti menghadapi kemarahan dan kekecewaan sang istri. Di lain pihak seseorang telah menunggu kedatangannya diseberang telepon. Dan itulah yang menjadi pilihannya yang seolah tak bisa diganggu gugat lagi. Pilihan yang sangat menentukan hidup Locke.

Memang tak sekeren Buried, tak seekstrim ketegangan yang diciptakan Ryan Reynolds saat harus ketakutan didalam peti sempit sendirian. Locke menyuguhkan kepanikan yang lain. Kegusaran seorang Ivan Locke yang harus menebus sebuah kesalahan dimasa lalu, kesalahan yang tak akan mau ia balas dengan perbuatan yang sama. Tom Hardy menampilkan performa beda dari biasanya, dengan suara paraunya, dalam keadaan pilek yang juga ia ekspresikan tak kalah naturalnya, sepertinya ia berusaha tampil bijak dan tenang dalam menyikapi malam yang begitu membuatnya stres itu.

Kadang rasa bosan menghinggapi saya saat menonton film yang sepanjang durasinya hanya menyuguhkan sudut pandang Locke dengan jalanan di malam hari, tapi Tom Hardy sangat lihai memainkan ekspresi dan gerak-geriknya hingga saya tetap betah memelototi wajah gantengnya. Sebagai drama Locke cukup konsisten menciptakan suasana kekalutan, sekaligus apik dalam memaparkan drama itu sendiri. Sebagai film ruang sempit Tom Hardy cukup mampu memerankan karakter solo nya, apalagi ditunjang dengan naskah yang mengedepankan konflik moral dalam diri Locke, film ini cukup mampu menggugah kita untuk bersimpati pada Locke sebagai tokoh sentral.


Tidak ada komentar: