13 Okt 2013

LAURA & MARSHA (2013)





Sangat menarik melihat dua aktris hebat terlibat dalam 1 film.Yang pertama Adinia Wirasti. Aktris yang pernah bermain dalam Tentang Dia yang juga mengantarnya menjadi pemeran pendukung wanita terbaik FFI 2005 ini adalah seorang aktris yang menurutku punya kualitas akting yang luar biasa. Sejak bermain di Tentang Dia (2005), 3 Hari Untuk Selamanya (2007) kemudian terlibat dalam Dunia Mereka (2006), bahkan saat ia bermain di Sinema Wajah Indonesia (terutama dalam Mahasmara), aktingnya sudah sangat mencuri perhatianku. Asti adalah pemeran dengan akting yang selalu total dan natural. Yang kedua Prisia Nasution, aktris terbaik FFI 2011 dalam film Sang Penari ini juga tak diragukan lagi kemampuan aktingnya, walaupun gak terlalu mengidolakan dan tak begitu memperhatikan sepak terjangnya, tapi kuakui Pia juga punya kualitas akting yang mumpuni dalam beberapa film dan FTV yang pernah dimainkannya. 

Dan tentu suatu hal yang sangat menggembirakan untukku bisa melihat duet akting mereka dalam film garapan Dinna Jasanti ini. Asti sepertinya sangat gemar bermain dalam film yang bertema perjalanan. Seperti diketahui, sebelumnya ia juga pernah membintangi sebuah road movie, 3 Hari Untuk Selamanya. Dan kini ia kembali bermain film dengan tema serupa. Kali ini tidak hanya perjalanan dari jakarta kejogja selama 3 hari, tapi perjalanan jauh ke eropa dan beberapa kotanya seperti Amsterdam, Bruhl, Innsbruck, Verona, dan Venice dengan pemandangannya yang sangat keren. 

Diceritakan bahwa Laura (Prisia Nasution) telah bersahabat dengan Marsha (Adinia Wirasti) sejak SMA. Mereka pernah mempunyai sebuah impian saat masih sekolah dulu yakni ingin berkeliing eropa, tapi rencana itu sampai saat ini belum bisa terwujud karena beberapa hal dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan keduanya. Laura yang merupakan agen perjalanan merasa tak bisa meninggalkan putri semata wayangnya sendirian. Apalagi pasca sang suami, Ryan (Restu Sinaga) meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Sementara Marsha adalah seorang penulis buku traveling. Ia sangat ingin pergi ke eropa untuk memperingati meninggalnya sang ibu. Singkat kata karena desakan Marsha dan dijanjikan hanya 2 minggu saja pergi ke eropa, Laura pun akhirnya menyetujui rencana tersebut.

Ini tipe film yang sangat enak dinikmati. Kita serasa diajak traveling dan disuguhi pemandangan eropa sepanjang perjalanan. Mengikuti setiap langkah Laura dan Marsha terasa sangat mengasyikkan. Seperti biasa, Asti bermain dengan gaya naturalnya. Dengan dialognya yang mengalir dan gak kaku membuat film ini terasa sangat hidup. Begitupun Pia, ia mampu mengolah dan mengekspresikan setiap emosinya dengan baik. Laura difilm ini digambarkan sebagai perempuan yang terlalu saklek dengan aturan-aturan hidupnya, Ia dewasa dan tidak pernah serampangan dalam melakukan apapun. Apa yang ia kerjakan selalu dipertimbangkan dulu baik-buruknya. Sedangan Marsha adalah kebalikannya. Ia seorang yang slengekan dan terkesan cuek bebek, kadang terkesan kekanak-kanakan. Tapi anehnya karakter Asti (Marsha) difilm ini justru terlihat sangat menarik. Dari mulai gaya bicara, gesture tubuh dan mimiknya bener-bener mencerminkan seorang yang liar dan cuek. Hampir mirip dengan karakter Ambar di 3 Hari Untuk Selamanya, tapi tetap saja ia mampu memberikan identitas berbeda diantara kedua karakter tersebut. 

Dua kepribadian yang sangat berbeda itulah Laura dan Marsha. Hampir gak pernah seiring sejalan, bisa dibilang bagai langit dan bumi. Laura terlihat gak menikmati dunianya sedang Marsha selalu terlihat bersemangat dan menikmati hidup walau dalam keadaan sesulit apapun. Tapi walaupun memiliki kepribadian yang bertolak belakang mereka tetap terlihat kompak dan klik. Persahabatan yang agak aneh memang tapi itulah yang coba diangkat oleh Titien Watiemena sang penulis naskah, menjadikan ceritanya kali ini terlihat sangat unik dan menyenangkan untuk diikuti. Melihat pertikaian-pertikaian yang terjadi sungguh lucu dan menghibur. Justru sifat keduanya yang kontras itulah yang akhirnya memberikan ruang film ini untuk mengisi tiap celahnya dengan dialog-dialog lucu dan memancing senyum. 

Interaksi antara Asti dan Pia lumayan chemistry, walaupun kadang seperti masih ada dinding pemisah antara keduanya. Tapi untungnya bisa ditutupi dengan akting Asti yang luwes dan seperti mampu merangkul Pia untuk lebih enjoy bermain. Keduanya mampu bekerjasama dengan baik walaupun baru sekali dipertemukan dalam film. Dinna Jasanti begitu pintar dalam memadukan semua unsur dalam film ini mulai dari jajaran cast-nya yang bermain total, juga setting eropa yang begitu memanjakan mata dengan lanskap-lanskap indahnya. Setiap jengkal perjalanan dan percakapannya dikemas dengan apa adanya. Apalagi diiringi dengan Ey Kawan dan Summertime-nya Diar menambah film ini makin terasa bernyawa dan mengasyikkan.

Laura dan Marsha mampu memberikan gambaran tentang sebuah perjalanan yang penuh rintangan, penuh konflik, namun pada akhirnya justru memberikan satu pengaruh positif dalam diri masing-masing karakter dalam memandang hidup. Tidak hanya menawarkan pemandangan eropa nan indah, ada banyak pesan moral yang bisa dipetik. Salah satunya adalah pesan kecil yang mendasari film ini, bahwa sejatinya perbedaan karakter dan perbedaan prinsip sekalipun bukanlah sebuah penghalang langgengnya sebuah persahabatan. Seberapa mampu dan seberapa dewasa kita dalam menghadapi ujian persahabatan itulah yang akan menentukan semua.  Happy Watching



Tidak ada komentar: