Masih ingat dengan gaya horor yang diusung dalam Insidious dan The Conjuring. Gaya horor yang cenderung klasik, dengan hantu-hantu gothic-nya, dengan setting rumah berhantunya yang khas, dengan segala pernak-pernik horornya, dengan scoring ala Joseph Bishara yang selalu membikin kuping pengang dan lumayan disturbing itu. Kali ini masih dengan atmosfir sama, James Wan kembali menghadirkan sentuhan khasnya dalam Insidious chapter 2. Masih ingat kan dengan akhir cerita Insidious. Singkat kata setelah apa yang terjadi di ending Insidious itu, keluarga Lambert memutuskan untuk pindah sementara kerumah sang nenek (ibu dari Josh) Yakni Lorraine (Barbara Hershey) sembari menata kehidupannya lagi dari awal. Tapi ternyata kejadian-kejadian aneh dan teror masih saja terjadi dirumah sang nenek, juga keganjilan-keganjilan yang Renai dan Lorraine temukan dalam diri Josh.
Dengan atmosfer yang gak beda jauh dengan seri pertamanya, film yang naskahnya masih ditulis oleh Leigh Whannell ini terasa lebih kompleks dari chapter pertamanya. Wan membaluti film ini dengan misteri yang lebih dalam lagi sekaligus menjawab berbagai pertanyaaan yang jadi misteri di Insidious pertama. Jika dalam Insidious kita hanya ditakut-takuti sepanjang film dengan kemunculan setan merah dan sejenisnya yang sangat unpredictable, di sekuelnya kali ini kita akan lebih banyak dibuat mikir karena apa yang terjadi tidak hanya sekedar masalah projection astral, tapi ada kaitannya juga dengan masa lalu Josh. Jadi akan ada beberapa adegan flashback tentang masa kecil Josh diawal-awal film. Di film ini juga diselipkan beberapa sempilan humor, mungkin untuk menyeimbangkan emosi penonton karena di chapter kedua ini memang ceritanya jauh lebih kompleks dan lebih tegang.
Banyaknya unsur thriller di film ini sebenarnya berpotensi meningkatkan tensi ketegangan, tapi menurutku justru menggusur porsi
horornya sendiri. Banyak-nya misteri juga membuat kita sedikit berpaling dari arena
horor untuk kemudian lebih sibuk berpikir.dan memecahkan teka-teki. Tapi yasudahlah toh James Wan tetap menggarap film ini dengan total. Wan membangun tiap ketegangan, keseraman dengan tidak asal-asalan. Ia mendasari semua kengerian dengan cerita yang kuat, tidak sekedar
menakut-nakuti tapi bener-bener ada misteri dibalik itu semua yang saling
berkaitan. Meski begitu, jika dibandingkan dengan chapter pertamanya,
Insidious chapter 2 masih terasa kurang creepy menurutku. Insidious pertama terasa lebih simpel dan lebih intens dalam menakut-nakuti sepanjang film.
Di Insidious pertama tema projection astral adalah satu hal yang menarik karena idenya yang sangat fresh..Tapi di
chapter kedua ini tema itu sudah tidak terasa special Wan pun terlihat lebih fokus dalam menjejali otak penonton dengan misteri
sembari menambahkan unsur-unsur thriller. Seolah ia lupa bahwa penonton juga butuh ditakut-takuti. Oiya, di film ini Wan juga menambahkan permainan-permainan memorable seperti di The Conjuring. Kalau di Conjuring ada
clap and hide, di film ini ada permainan hot and cold. Tapi sayangnya
permainan hot and cold dalam film ini gak
se-mengerikan clap and hide yang masih saja membekas
dipikiranku.
Tapi jika dibandingkan denan film pertamanya, Insidious 2 jauh lebih gemilang dalam jajaran cast-nya. Pendalaman karakter terasa lebih baik di chapter kedua ini. Patrick Wilson menampilkan performa yang lebih baik dibanding chapter pertama. Segala tatapannya yang mengancam dan ganjil mampu ditampilkan dengan baik. Begitu juga Rose Byrne, ia mampu mengekspresikan semua ketakutan dan kegelisahannya. Overall Insidious chapter 2 memang tidak sesegar Insidious pertama, tapi sekuelnya ini jauh lebih padat dengan semua misteri dan ketegangannya, dengan nuansa horor yang masih James Wan banget . Yaa, walaupun terasa kurang intens dalam menakut-nakuti, tapi Insidious chapter 2 tetaplah menyenangkan dan sayang untuk dilewatkan. Happy watching
1 komentar:
kya pernah denger judulnya tpi lpa critanya.,,,
salam blogger kawan :)
Posting Komentar