Komedi romantis mengusung permasalahan rumah tangga dan dibintangi oleh aktor dan aktris kawakan. Terlihat kurang menarik mungkin bagi sebagian orang. Tapi komedi romantis ini mempunyai muatan cerita yang dalam. Tentang arti pernikahan itu sendiri. Apa sih sebenarnya makna dari kebahagiaan pernikahan. Hanya sebatas formalitas aja, sebatas status saja, atau ada sesuatu yang lebih berarti daripada itu. Ya Arnold (Tommy Lee Jones) dan Kay (Meryl Streep) adalah sepasang suami istri yang sudah 31 tahun menikah. Mereka hanya tinggal berdua saja karena anak-anak mereka juga sudah berkeluarga. Permasalahannya Kay sang istri merasa pernikahannya makin lama makin hambar. Sang suami bahkan hampir 4tahun sudah tak pernah menyentuhnya. Bahkan tidurpun sudah tidak berada dalam satu kamar atau bisa dibilang pisah ranjang. Bayangkan aja gimana perasaan Kay sebagai istri, Yups, tentunya Kay merasa sangat kesepian, sangat hambar dan kosong dalam menjalani pernikahannya.
Arnold Tiap hari hanya melakukan rutinitas itu-itu saja, melihat Arnold sang suami hanya melakukan hal yang sama setiap harinya seperti membaca koran, nonton golf sampai ketiduran, sungguh membosankan dan memuakkan bagi Kay. Sementara dirinya merasa diacuhkan sebagai seorang istri. Hal itu mendorong Kay untuk mengikuti sebuah konseling diluar kota. Arnold pertamanya enggan ikut dalam konseling itu, tapi lama-lama ia mau juga dan pasangan suami istri itu pun berangkat bersama-sama di daerah Maine. Arnold terlihat kurang suka dengan sesi konseling itu. Beberapa kali ia terlihat meremehkan saat sang pakar pernikahan yaitu Dr. Bernie Feld (Steve Carell) membimbing dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Ia merasa tak pernah punya permasalahan serius dengan rumah tangganya.
Komedi romantis yang mengangkat tentang kekosongan dalam pernikahan. Kekosongan itulah yang dirasakan Kay sebagai istri. Ya walaupun ia terlihat selalu tersenyum, jauh dalam hatinya sebenernya menyimpan kekosongan yang begitu dalam. Tapi Arnold tak pernah tahu itu. Ia seakan ga peduli dan hanya sibuk dengan kesehariannya. Entah apa yang hilang dalam pernikahan pasangan tersebut. Cerita yang menarik tapi sayang Meryl Streep menurutku kurang begitu cocok dalam memerankan Kay, entah apa yang membuat nya kurang menarik. Mimik yang kurang bisa mengekspresikan kesepiannya, suasana hati seorang wanita yang diacuhkan, perasaan muak itu kurang bisa ditampilkan dengan baik.
Akting Tommy Lee Jones sendiri malah jauh lebih baik daripada akting Streep. Ia bisa menampilkan sesosok suami yang mulai kehilangan hasratnya terhadap sang istri. Mimik mukanya mampu mengekspresikan tatapan seorang suami yang mulai bersikap masa bodo dan dingin. Juga sikap tidak respectnya saat mengikuti acara konseling dapat tersampaikan dengan baik. David Frankel mungkin terlalu fokus dengan pendalaman cerita dan mengabaikan pendalaman karakter pemainnya. Pada akhirnya Hope Springs memang masih bisa dinikmati. Sekedar bisa dinikmati sebagai sebuah drama keluarga yang mengusung tema 'berat', dan sedikit diselipkan hal-hal konyol dimomen-momen tertentu.
Tapi tidak bisa dipungkiri ada banyak pembelajaran di film ini. Cocok ditonton untuk pasangan-pasangan yang telah lama menikah dan ingin memupuk kembali cinta yang mungkin mulai memudar kepada pasangannya. Ceritanya sih bagus, punya muatan yang dalam, mengupas tentang kekosongan dalam pernikahan. Apa yang dialami pasangan suami istri itu juga terlihat realistis, pun penyelesaiannya juga bagus dan gak maksa.Tapi sayang jajaran cast-nya tidak mempunyai chemistry satu sama lain, alhasil film ini seperti hanya lewat begitu aja, dan tidak mengena dihati. Sangat disayangkan bintang-bintang senior itu tidak berhasil menyulap film ini menjadi sebuah drama yang berkesan. Memang terasa hangat, tapi terkesan hambar dalam eksekusinya. Walaupun memiliki alur yang runtut dan rapih, tapi sekali lagi akting para pemainnya tidak berhasil menghipnotisku lebih dalam. Untungnya masih ada si ganteng nan berwibawa Steve Carell yang sedikit memberikan pemanis disela-sela kebosanan :3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar